News
Batu Bara Tak Bertuan Ditemukan Di Jalan Poros Kukar, Dinas ESDM Kaltim : Kami Akan Cek Dulu
Benua Etam
Foto: Kepala Dinas ESDM Kaltim, Bambang Arwanto. (Dok)
968kpfm, Samarinda - Tumpukan batu bara dalam jumlah besar ditemukan di tepi jalan poros Samarinda-Bontang, tepatnya di Kilometer 29, Kecamatan Marangkayu, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar). Volume material yang ditemukan diperkirakan cukup untuk memenuhi muatan satu tongkang.
Penemuan ini bermula dari laporan masyarakat yang mencurigai aktivitas tak wajar di lokasi tersebut. Laporan itu kemudian ditindaklanjuti oleh aparat berwenang.
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kaltim, Bambang Arwanto, saat dikonfirmasi, menyatakan bahwa pihaknya sudah menerima informasi tersebut.
"Kami sudah mendapatkan informasinya, dan akan segera melakukan pengecekan langsung di lapangan," ujar Bambang.
Menurut Bambang, temuan semacam ini bukan hal baru bagi pihak ESDM. Pasalnya, wilayah Kukar, termasuk Marangkayu dan Samboja, memang telah lama menjadi kawasan yang diawasi secara ketat karena rawan terhadap aktivitas tambang tanpa izin. Saat ini, terdapat 77 titik pengawasan tambang ilegal di wilayah tersebut.
Ia menjelaskan, permasalahan utama maraknya tambang ilegal adalah persoalan tumpang tindih izin, serta aktivitas yang dimulai sebelum seluruh dokumen legal, seperti Online Single Submission Risk Based Approach (OSS-RBA) diterbitkan.
"Kadang masyarakat yang merasa memiliki lahan dan belum mendapat kompensasi, akhirnya terlibat dalam kegiatan tambang ilegal. Ini yang kerap memicu persoalan," jelasnya.
Bambang menambahkan bahwa pihaknya memiliki kewenangan untuk melakukan pemantauan, namun seluruh temuan di lapangan selalu dikoordinasikan dengan aparat penegak hukum (APH).
"Semua laporan kami tindak lanjuti bersama APH. Contohnya, ada laporan di Berau, setelah dicek ternyata masih dalam wilayah izin resmi. Tapi kalau memang murni ilegal, akan kami teruskan untuk proses hukum," ungkapnya.
Ia menekankan bahwa pengawasan harus dilakukan secara konsisten karena tambang ilegal kerap muncul kembali setelah dihentikan.
"Kalau tidak diawasi secara berkala, tambang-tambang ini akan terus bermunculan lagi. Jadi sinergi dengan APH sangat penting," pungkas Bambang.
Penulis: Fajar
Editor: Maul