News
Shemmy Permata Sari Soroti Ketimpangan Gender Dan Tantangan Tenaga Kerja Di Bontang
Advertorial
Foto: Anggota Komisi ll DPRD Kalimantan Timur, Shemmy Permata Sari. (Ist)
968kpfm, Samarinda - Peran perempuan dalam pembangunan daerah tidak lagi bisa dipandang sebelah mata. Hal ini ditegaskan oleh Anggota Komisi II DPRD Kaltim, Shemmy Permata Sari, yang menyuarakan pentingnya kebijakan afirmatif untuk mengurangi ketimpangan gender dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, khususnya di wilayah Bontang.
Dalam pernyataannya, Shemmy menyampaikan keprihatinan atas meningkatnya Indeks Ketimpangan Gender (IKG) di Kaltim yang mencapai angka 0,441 pada 2024. Ia menilai lonjakan ini sebagai alarm bagi pemerintah daerah untuk segera bertindak.
“Naiknya IKG bukan sekadar angka statistik. Itu menggambarkan masih minimnya akses perempuan terhadap pendidikan, layanan kesehatan, dan posisi pengambil keputusan,” tegas politisi Partai Golkar tersebut.
Ia menambahkan bahwa perempuan bukan hanya pelengkap dalam pembangunan, tetapi harus dianggap sebagai mitra strategis yang setara. Oleh karena itu, menurut Shemmy, kebijakan publik ke depan harus membuka lebih banyak ruang partisipasi perempuan di sektor publik dan ekonomi.
Tak hanya berbicara soal kesetaraan gender, Shemmy juga menyoroti perlunya reformasi dalam bidang ketenagakerjaan. Ia menilai bahwa bonus demografi di Kaltim harus dimanfaatkan melalui pelatihan berbasis industri yang mampu membekali generasi muda dengan keahlian praktis dan kompetitif.
“Anak-anak muda Bontang tidak cukup hanya didorong untuk mencari kerja. Mereka harus disiapkan untuk menciptakan pekerjaan. Itu artinya, pelatihan harus menyasar kewirausahaan dan digitalisasi,” katanya.
Ia mendorong kolaborasi aktif antara pemerintah daerah, sektor industri, dan lembaga pelatihan agar tercipta ekosistem pelatihan vokasi yang relevan dengan kebutuhan zaman.
Di sisi lain, Shemmy mengapresiasi kontribusi organisasi perempuan lokal, seperti Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Bontang, yang dinilai telah berperan penting dalam memperkuat sinergi lintas sektor. Ia berharap dukungan terhadap organisasi semacam ini bisa diperluas sebagai bagian dari gerakan bersama membangun kesetaraan dan pemberdayaan.
“Organisasi perempuan adalah pilar penting. Mereka punya jaringan akar rumput yang bisa menjadi motor penggerak perubahan,” pungkasnya.
Penulis: Fajar
Editor: Maul